This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

Kamis, 09 Mei 2013

Potensi Pertanian Indonesia


 Kerajaan Arab Saudi menyatakan minatnya untuk berinvestasi di bidang pertanian di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, dilakukkan kerja sama pembangunan pengolahan (refinery) minyak kelapa sawit. Arab Saudi pun siap membangun pabrik pengolahan, baik di Indonesia mau pun di negaranya sendiri.
“Arab Saudi bahkan sudah menyiapkan lokasi pabrik di kawasan industri di Yanbu,” jelas Mentan Suswono dalam siaran persnya, Senin (29/4).
Mentan mengungkapkan, rencana investasi Kerajaan Arab Saudi itu tercetus usai kunjungannya ke tiga negara. Yakni Sudan, Tunisia, dan Arab Saudi pada 21-26 April lalu. Menurutnya keinginan pihak itu disampaikan langsung Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Arab Saudi Mohammed M Bin Siddiq.
Selain refinery minyak sawit, Saudi Arabia juga ingin berinvestasi di bidang tanaman pangan. Khususnya budi daya padi. Arab Saudi ingin mengembangkan padi untuk beras jenis Basmati. “Arab Saudi masih tetap berkeinginan untuk memperoleh lahan yang potensial di Indonesia,” ujar Suswono.
Ia pun menyambut baik minat pengusaha dan pemerintah Arab Saudi untuk berinvestasi di bidang pertanian di Indonesia. Namun ada kendala keterbatasan lahan yang dimiliki Indonesia untuk pencetakan sawah. “Saat ini saja untuk kebutuhan dalam negeri kita menghadapi kendala lahan untuk mencetak sawah baru,” kata Suswono.
Namun pemerintah Sudan melalui Mentan dan Irigasi Abdul Halim Ismail Al Mutaafi menawarkan lahan seluas 80 ribu hektare di White Nile kepada Indonesia untuk lahan persawahan. White Nile merupakan daerah pertanian di Sudan yang terletak di tepi Sungai Nil. Dengan demikian, kata Suswono, dapat dijalin kerja sama trilateral untuk pengembangan padi untuk beras jenis Basmati ini.
“Jadi yang menyediakan lahan Sudan. Teknologi budidaya dan produksi menjadi tanggung jawab Indonesia. Sementara pihak Arab Saudi menyediakan dana investasinya,” terang Suswono.



Tumbuhan Paku

Polystichum setiferum
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan) adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti lantai hutan yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon atau batuan, di dalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik, serta sela-sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.
Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
Menurut petunjuk-petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu bentuk tumbuhan paku purba terwujudlah tumbuhan berbunga, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa kini.

Investasi Lahan Sawit


Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia, namun proyeksi ke depan memperkirakan bahwa pada tahun 2009 Indonesia akan menempati posisi pertama. Bengkulu adalah pusat perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Tercatat 142.827,79 Ha tanah yang dijadikan sebagai perkebunana untuk klapa sawit dimana perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan hingga Tahun 2007 seluas 70.741,59 Ha (49,53%), yang terdiri dari perkebunan rakyat seluas 20.169 Ha (14,12%) dan PBS seluas 50.572,59 Ha (35,41%).
Kenyataannya yang terjadi dibengkulu, banyak perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit ini tidak memperhatikan kelestarian ekosistem Sumber Daya Alam yang ada. Dibukanya lahan secara besar-besaran oleh pihak perusahaan berdampak pada semakin luasnya lahan kritis yang menjadikan penyebab terjadi nya banjir. Pengolahan limbah yang tidak ramah lingkungan pun semakin berdampak pada udara dan daerah aliran sungai.Dimana ini menjadi sumber mata air untuk keberlangsungan Makhluk hidup yang ada disekitar nya.

 
PT Alno merupakan anak perusahaan Anglo Eastern (grup perusahaan asal Inggris) yang mendapatkan ijin dari Gubernur Bengkulu Nomor: 338 tahun 2002, Tanggal 31 Juli 2002. Dalam kenyataannya. Secara geografis PT Alno terletak antara 101053’ BT sampai 101054’ BT dan antara 03011’ LS dengan 03012 LS pada areal datar dengan ketinggian 30 meter dari permukaan laut.Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit “Kebun Sumindo” ini merupakan salah satu perusahan yang memiliki dampak pada adanya perubahan kualitas udara (bau dan debu), Timbulnya kebisingan, Penurunan kualitas air, Meningkatnya erosi, Hilangnya keanekaragaman flora. Perusahaan yang memiliki areal tanah seluas 9.314 hektar ini sebenarnya direncanakan memiliki luas lahan 5 hektar yang terletak dalam lokasi kebun kelapa sawit “Sumindo”. Dimana ini akan dialokasikan untuk tempat pembuangan limbah dengan kapasitas 105.840 ton/tahun atau 352,8 ton/hari atau setara 352 m3/hari akan tetapi dalam realisasinya rencana ini tinggallah sebuah torehan tinta saja.Dimana dalam kenyataannya hal ini belum bisa terrealisasi dengan baik.
Selain PT Alno masih ada banyak PT yang juga memiliki dampak yang lebih parah dari itu.Ada banyak sekali permasalahan yang terjadi di PLG Seblat, dari mulai ancaman perkebunan kelapa sawit yang terus menyebabkan adanya persoalan perambahan oleh masyarakat dan illegal logging. Secara Geografis kawasan PLG saat ini posisinya berada ditengah-tengah perkebunan kelapa sawit skala besar. Ada beberapa perkebunan kelapa sawit yang mengelilingi PLG Seblat, diantaranya PT Agricinal, PT Alno dan PT Mitra Puding Mas. Luas masing-masing perkebunan ini ada yang mencapai 15.000 ha.
Berdasarkan survey BKSDA Bengkulu tahun 2002, di PLG Seblat diperkirakan masih terdapat sekitar 90 ekor gajah liar, 5 ekor harimau sumatera, tapir dan jenis satwa liar lainnya. Sayang nya satwa langka ini pun kian lama kian punah. Dalam dua bulan terakhir pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah menemukan dua ekor gajah liar mati, dugaan sementara akibat makan racun dan terserang atau penyakit. Kepala Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Aswin Bangun di Bengkulu, Kamis mengatakan gajah mati pertama ditemukan Rabu di areal perkebunan kelapa sawit milik PT Agricinal di Desa Tunggang Kabupaten MukoMuko. Kemudian penemuan gajah kedua pada Minggu di areal perkebunan milik PT Puteri Hijau Estate, sebuah perusahaan perkebunan kepala sawit di bawah PT Alno Group. Inilah yang semakin membuat keadaan Sumbaer Daya Alam dan satwa langka yang ada pun semakin hilang dan tidak bisa dipertahankan keberadaannya.
Bagi Pemerintah Persoalan ini bukanlah persoalan yang Urgen. Bagaimana Tidak walaupun keadaanya seperti yang telah kami jelaskan diatas Bumi Bengkulu tetap menarik dan menggiurkan bagi para investor. Terbukti, sampai saat ini sebanyak 34 perusahaan masih eksis dan bertahan menanamkan investasinya di Provinsi Bengkulu. Rinciannya, 12 perusahaan menggunakan fasilitas PMA (Penanaman Modal Asing) dengan realisasi investasi US$ 826.126.894.565 dan 22 perusahaan dengan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan realisasi investasi Rp 66.526.642.398,649. Sebanyak 34 perusahaan yang aktif melakukan investasi di Bengkulu tersebut sebagian bergerak di sektor bidang usahan perkebunan, pertambangan, pabrik pengolahan (Rum Ruibber), perdagangan dan penyiaran telekomunikasi.
Dikatakan Arifin, beberapa waktu kedepan sebagian perusahaan aktif tersebut akan menambah investasinya. Sebab, dari perencanaan investasi awal, belum sepenuhnya sudah terealisasi. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero), misalnya dari toral rencana investasi senilai Rp 24.086.626.311.000 yang sudah direalisasikan baru Rp 24.086.626.000. Dari total luas lahan 57.7109 ha dengan lokasi di Desa Padang Pelawi, Kecamatan Talo Kabupaten Seluma, yang sudah digarap atau direalisasikan baru 518 ha. Begitu juga dengan PT Agromuko yang mrupakan anak dari Grup SIPEF Belgia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, karet dan pengolahan terpadu. Dari total rencana investasi US$ 30.525.000 yang baru direealisasikan US$ 12.873.0000.Sedangkan perusahaan-perusahaan lain yang masih eksis menanamkan modalnya di Provinsi Bengkulu antara lain PT Mitra Puding Mas dengan bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara. Total investasi perusahaan ini mencapai Rp107.251.042.502. Lalu PT Alno Agro Utama juga bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dengan total investasi Rp388.190.056.894. Disamping itu juga ada PT Pamor Ganda yang bergerak dibidang usaha industri pengeringan biji kakao dan Crum Rubber dengan total investasi Rp30.400.000.000.
Yayasan ulayat melihat persoalan ini sarat dengan kepentingan orang-orang Investor dan pemerintah saja. Masih banyak Sumber daya alam yang bisa dikelola selain kelapa sawit. Untuk itu Pemerintah sebagipengambil kebijakan harus mengkasji ini secara lebih mendalam sehingga persoalan pencemaran dan rusaknya Sumber Daya Hayati pun bisa terselasikan dengan baik

Rafllesia Arnoldii


Rafflesia Arnoldi adalah tumbuhan/tanaman yang dikenal juga sebagai bunga bangkai Tapi keduanya tedapat perbedaan yang sangat jelas Raflesia Arnoldi Tidak sama dengan Bunga Bangkai.


Alias Bunga Raflesia Beda dengan Bunga Bangkai. 


Raflesia Arnoldi berbeda dengan bunga-bunga lain yang biasanya berbau wangi.Bunga Raflesia Arnoldi ini ditemukan dan dimasukkan ke dalam catatan pada abad 19.

 Awal mula ditemukannya Rafflesia Arnoldi ini , pada tahun 1818 Sir Stamford Raffles dan seorang ahli fisika yang bernama Joseph Arnoldmenjelajahi sebuah daerah di Bengkulu.
(Dua Orang yang Bebeda pula)

Ketika mereka sedang menjelajahi daerah tersebut mereka mencium bau yang sangat menyengat dan berbau busuk , mereka langsung mencari asal bau menyengat tersebut setelah beberapa lama mencari , akhirnya mereka menemukan asal baunya yaitu berasal dari sebuah bunga yang tumbuh sudah cukup besar , setelah diidentifikasi dengan cermat , ditemukanlah identitas bunga tersebut.

Nama bunga tersebut diambil dari nama dari kedua penemunya yaitu Rafflesia Arnoldi , bunga ini berasal dari golongan Amorpholus Titanium Becc (bunga bangkai) , dan termasuk suku Araceae (talas-talasan).
Kini tanaman Rafflesia Arnodi ini telah dilindungi dan dipelihara oleh pemerintah karena tanaman ini sudah hampir punah , kita dapat melihat tanaman ini dengan mengunjungi kebun Raya Bogor.
Tanaman ini juga tidak setiap waktu berbunga , pertama kali bunga ini ditanam di kebun Raya Bogor pada tanggal 19 Desember 1992 , berat umbinya 30 kilogram , jika dilihat dari berat umbinya tanaman ini akan bertumbuh cukup besar.
Pada Tanggal 5 Februari 1994 sudah mulai bertunas , denagan pengawasan dan perawatan yang baik tunas bunga ini mencapai tinggi 1 meter pada tanggal 9 Maret 1994 sampai tanggal 9 Maret 1994 bunga ini terus tumbuh hingga 1,5 meter.